Lini Masa #8 Menindaklanjuti Konsensus Perubahan Iklim dalam COP28: Peran Indonesia dan Proyeksi ke Depan

Jumat, 8 Maret 2024, Lini Masa ke-8: “Menindaklanjuti Konsensus Perubahan Iklim dalam COP-28: Peran Indonesia dan Proyeksi ke Depan” diusung untuk menanggapi hasil dari pelaksanaan Conference of the Parties 28 (COP-8) di Dubai, Uni Emirat Arab, yang telah terlaksana pada akhir tahun 2023. Seminar ini merupakan diskusi yang secara rutin diselenggarakan oleh Mandala Saksana Astagatra, Laboratorium Diplomasi Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pertamina. Pada kesempatan kali ini, LINI MASA #8 berlangsung di Ruang 2203, Gedung Griya Legita (Lt. 2), Universitas Pertamina. dan telah berhasil memantik berbagai pertanyaan kritis peserta di bawah panduan MC, yaitu Maharani Vastichandra Shamaradewi. Webinar ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Komunikasi dan Diplomasi, yakni Ibu Dr. Dewi Hanggraeni, SE., MBA. Seminar ini menghadirkan dua narasumber yang telah ahli di bidangnya, yakni Bapak Iqbal Ramadhan, M. IP., yang merupakan Ketua Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Pertamina dan Ibu Moekti Handajani (Kuki) Soejachmoen selaku Direktur Eksekutif Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID) yang telah melanglang buana dan berkecimpung sebagai analis profesional kebijakan iklim.

Seminar ini diawali dengan sambutan dari Ketua Mandala Saksana Astagatra, yakni Ibu Silvia Dian Anggraeni, MA dan dibuka oleh Ibu Dr. Dewi Hanggraeni, SE., MBA. LINI MASA #8 sarat akan berbagai insight baru, utamanya terkait seluk beluk isu utama yang dibahas dalam COP28 dan kesepakatan yang dihasilkan. Ibu Kuki merangkum bahwa terdapat enam isu yang diangkat dalam COP28, yakni first global stocktake (1st GST), pendanaan untuk loss and damages bagi negara berkembang, Global Goal on Adaptation (GGA), Just Transition Work Programme (JTWP), New Collective Quantified Goal on Climate Finance (NCQG), dan Sharm el-Sheikh Mitigation Ambition and Implementation Work Programme (MWP). Kemudian, disepakati beberapa hasil utama dari COP28, yakni disepakatinya UAE Framework for Global Climate Resilience sebagai panduan dalam pencapaian CGA, review perkembangan upaya pengurangan dampak, risiko, dan kerentanan, serta transformasi jangka panjang dan peningkatan aksi adaptasi.

Tidak hanya itu, COP28 berhasil menghasilkan kesepakatan penting terkait Loss and Damages Funding (LDF) Mechanism, yakni total pledges yang berhasil dicapai hingga akhir konferensi ini mencapai lebih dari USD 600 juta. Meskipun demikian, Ibu Kuki juga menjelaskan bahwa berbagai upaya dan Nationally Determined Contributions (NDC) yang sudah disepakati bersama belum berada di jalur yang sesuai dengan pencapaian target Persetujuan Paris. Hal tersebut karena diproyeksikan akan tetap terjadi peningkatan rata-rata global 2, 1-2, 8oC. Beberapa solusi yang kemudian ditawarkan untuk menjalankan implementasi NDC adalah meningkatkan tiga kali lipat kapasitas energi baru terbarukan secara global, mempercepat upaya penghapusan pembangkit listrik tenaga batu bara secara bertahap sebagai salah satu cara untuk menuju sistem energi nol emisi, dan menghapus secara bertahap subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien serta mengatasi kemiskinan energi sesegera mungkin.

Di akhir sesi pemaparan, Ibu Kuki menjelaskan peran-peran yang sudah diambil pemerintah Indonesia untuk mengejawantahkan komitmennya dalam COP28, di antaranya dilakukannya pengembangan dan implementasi Nilai Ekonomi Karbon untuk membantu pencapaian NDC melalui Peraturan Presiden No. 98/2021, penyiapan beberapa berkas, seperti Second Nationallu Determined Contribution, Fourth National Communication, dan First Biennial Transparency Report, serta melakukan pengembangan sistem pelaporan online Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim. Tidak hanya itu, pemerintah Indonesia juga sudah menyiapkan peta jalan implementasi Enhanced Nationally Determined Contribution dan mengimplementasikan Transisi Energi Berkeadilan termasuk melalui Just Energi Transition Partnership (JETP) dan Energy Transition Mechanism (ETM).

Sesi pemaparan kemudian ditutup dengan tanggapan yang diberikan oleh Bapak Iqbal Ramadhan. Animo yang tinggi para peserta ditunjukkan dari banyaknya pertanyaan kritis yang muncul dan kemampuan peserta dalam menjawab kuis yang diberikan dari materi-materi yang telah disampaikan. Kemudian, kegiatan ini ditutup dengan penyerahan cenderamata kepada narasumber dan merchandise Lini Masa ke-8 untuk para peserta yang aktif mengikuti serangkaian seminar ini.

Categories: Events, Lini Masa, News