LINI MASA #10 “Climate Change: From Global Action to Local Adaptation”

Jakarta, 3 Desember 2025 – Mandala Saksana Astagatra (MSA), Program Studi Hubungan Internasional, kembali menyelenggarakan Lini Masa ke-10 dengan mengangkat tema “Climate Change: From Global Action to Local Adaptation.”

Diskusi menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Ibu Silvia Dian Anggraeni, S.Sos., M.A., dosen program studi Hubungan Internasional Universitas Pertamina, serta Renar Berandi, pemerhati isu kebencanaan dan konsultan perubahan iklim yang saat ini bekerja bersama UNICEF Indonesia.

Dalam paparannya, Ibu Silvia menyampaikan hasil temuan mengenai implementasi SDGs di Kota Bogor, khususnya pada program IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang dikelola oleh Dinas PUPR. Program IPAL telah lama diinisiasi sebagai upaya meningkatkan sanitasi dan menyediakan energi alternatif bagi masyarakat.

Sesi dilanjutkan dengan paparan dari narasumber kedua, Renar Berandi, seorang pemerhati isu kebencanaan dan perubahan iklim yang kini bekerja sebagai konsultan untuk UNICEF Indonesia. Renar membagikan pengalamannya sejak terlibat dalam proyek rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pasca-tsunami 2004 bersama WWF dan Palang Merah Amerika. Ia menyoroti bahwa seluruh provinsi di Indonesia kini berada pada kategori risiko bencana menengah hingga tinggi, sehingga kesiapsiagaan dan adaptasi harus diperkuat.

Dalam paparannya, Renar menjelaskan keterkaitan antara krisis iklim, bencana hidrometeorologis, serta tantangan pembangunan. Ia juga menekankan bahwa kelompok rentan seperti anak-anak, perempuan, dan penyandang disabilitas memiliki risiko lebih tinggi terhadap dampak perubahan iklim. Menurutnya, keberhasilan aksi iklim membutuhkan kolaborasi lintas aktor, mulai dari pemerintah, komunitas lokal, akademisi, hingga generasi muda.

Sesi tanya jawab berlangsung dinamis, disertai kuis interaktif yang semakin meningkatkan keterlibatan peserta. Para mahasiswa menunjukkan minat tinggi terhadap isu implementasi NDC Indonesia, peluang aksi iklim berbasis komunitas, hingga urgensi inovasi lokal dalam menghadapi krisis iklim.

Acara kemudian ditutup dengan penyerahan plakat untuk narasumber, pemberian hadiah kepada peserta aktif dan pemenang kuis, serta sesi foto bersama seluruh peserta dan panitia.

Melalui diskusi ini, Mandala Saksana Astagatra (MSA) program studi Hubungan Internasional Universitas Pertamina menegaskan komitmennya dalam memperluas pemahaman akademik mengenai perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Diskusi Lini Masa ke-10 diharapkan menjadi ruang pembelajaran bagi mahasiswa untuk berperan aktif dalam mendorong aksi iklim dari tingkat lokal hingga global.

Categories: Events, Lini Masa, News