
Literary Lounge: Cave Hic Dragones : Memahami Kekuatan Struktural Dalam Ekonomi Global
Jakarta, Indonesia – Universitas Pertamina menyelenggarakan literary lounge atau bedah buku pada hari Jumat, 25 Oktober 2024 dengan tema “Cave Hic Dragones: Memahami Kekuatan Struktural Dalam Ekonomi Global”. Bedah buku ini disampaikan oleh Dr. Indra Kusumawardhana, S.Hum, M. Hub. Int, penulis langsung dari buku Cave Hic Dragones: Memahami Kekuatan Struktural Dalam Ekonomi Global yang merupakan seorang dosen program studi hubungan internasional Universitas Pertamina. Bedah buku merupakan acara yang secara rutin diselenggarakan oleh Mandala Saksana Astagatra, Laboratorium Diplomasi program Studi Hubungan Internasional Universitas Pertamina. Acara ini berlangsung di Ruang GOR ABC, Universitas Pertamina dan telah berhasil memantik berbagai pertanyaan kritis peserta dibawah panduan Dania Aprianti sebagai MC dan Fauzan Julio Galistan sebagai Moderator. Bedah buku ini dihadiri oleh mahasiswa aktif program studi hubungan internasional, Universitas Pertamina.
Acara Bedah buku ini diawali dengan kata sambutan Ketua Program Studi Hubungan Internasional, yakni Bapak Iqbal Ramadhan, M. IP. Acara bedah buku ini memberikan beberapa insight baru utamanya terkait rezim internasional. Dalam buku Cave Hic Dragones: Memahami Kekuatan Struktural Dalam Ekonomi Global, rezim internasional diibaratkan sebagai naga. Bapak Indra Kusumawardhana menjelaskan bahwa rezim internasional didanai untuk mendapatkan suatu keuntungan dan rezim internasional sendiri merupakan perpanjangan tangan dari realisme politik. Beliau kemudian menjelaskan waspada terhadap naga berarti kita harus tetap terjaga dan cermat akan dinamika yang sedang terjadi. Adapun Beliau menegaskan tentang Market. Apabila ada negara yang kuat maka technological adoption sempurna dan membuat market negara tersebut bagus.
Tidak hanya itu, Bapak Indra Kusumawardhana juga memaparkan empat aspek penting yang harus dimiliki negara seperti Security aspect, negara dan market yang kuat akan diturunkan ke bidang sekuriti yang kemudian menjadi kemampuan suatu negara untuk melindungi negaranya sendiri. Selanjutnya Production power, contohnya negara China yang dilihat sebagai negara yang memproduksi barang imitasi. Financial power yang secara teori membuat utang dan menetapkan currency dari utang tersebut dan terakhir adalah Knowledge power yang sangat diperlukan agar semua negara sepakat dengan negara yang lebih dominan. Keempat aspek ini adalah kunci yang harus diamankan oleh negara agar apa yang direncanakan dapat berkembang.
Di akhir sesi pemaparan, Bapak Indra Kusumawardhana menegaskan bahwa negara yang besar dalam bidang ekonomi memiliki political institutional yang baik dan apabila negara ingin memiliki market yang baik maka market tersebut harus jelas dalam konteks ekonomi, teknologi dan melibatkan keempat kunci power (Security aspect, Production power, Financial power dan Knowledge power). Sesi pemaparan kemudian ditutup dengan tanggapan yang diberikan oleh Fauzan Julio sebagai moderator. Antusiasme yang tinggi para peserta ditunjukkan dari banyak ya pertanyaan kritis yang muncul. Kemudian, acara bedah buku ditutup dengan penyerahan cenderamata kepada Bapak Indra Kusumawardhana sebagai pemateri dan perkenalan tabloid Mandala Saksana Astagatra (MSA) volume pertama.
