Dr. Indra Kusumawardhana Hadiri Konferensi Internasional ke-97 di Cambridge: Fokus pada Kesepakatan EEZ Indonesia-Vietnam di Laut Cina Selatan

Dosen Hubungan Internasional Universitas Pertamina sebagai Presentator dalam 97th International Conference on Research in Humanities and Social Sciences

Cambridge, United Kingdom – Dr. Indra Kusumawardhana, dosen hubungan internasional dari Universitas Pertamina, baru-baru ini berpartisipasi dalam 97th International Conference on Research in Humanities and Social Sciences yang berlangsung pada 12-14 Desember 2024 di Cambridge, Inggris. Cambridge menjadi tuan rumah bagi 97th International Conference on Research in Humanities and Social Sciences yang dihadiri oleh akademisi dan peneliti dari berbagai belahan dunia. Konferensi ini bertujuan untuk membahas isu-isu terkini dalam bidang humaniora dan ilmu sosial, dengan fokus pada kolaborasi internasional dan pertukaran pengetahuan. Salah satu topik utama yang dibahas adalah kesepakatan Zona Ekonomi Eksklusif (EEZ) antara Indonesia dan Vietnam di Laut Cina Selatan, yang menjadi sorotan dalam presentasi yang disampaikan oleh Dr. Indra Kusumawardhana, dosen hubungan internasional dari Universitas Pertamina. Dr. Indra melakukan presentasi terkait “Diplomatic Breakthroughs in Contested Seas: Unpacking the Indonesia-Vietnam EEZ Agreement in the South China Sea.”

Dalam presentasinya, Dr. Indra menjelaskan pentingnya kesepakatan Zona Ekonomi Eksklusif (EEZ) antara Indonesia dan Vietnam di Laut Cina Selatan, yang merupakan salah satu wilayah paling strategis dan diperebutkan di dunia. Ia menyoroti bagaimana kesepakatan ini tidak hanya mencerminkan upaya kedua negara untuk mengelola sumber daya maritim secara berkelanjutan, tetapi juga sebagai langkah diplomatik yang signifikan dalam meredakan ketegangan di kawasan tersebut. Dr. Indra menekankan bahwa kolaborasi ini dapat menjadi model bagi negara-negara lain yang terlibat dalam sengketa maritim. Selain presentasi, Dr. Indra juga terlibat dalam diskusi panel yang membahas isu-isu terkait keamanan maritim dan kerjasama regional di Asia Tenggara. Beliau berbagi pandangannya tentang bagaimana negara-negara di kawasan dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan bersama, termasuk perubahan iklim dan eksploitasi sumber daya alam. Diskusi ini menjadi ajang pertukaran ide yang konstruktif, di mana para peserta saling berbagi pengalaman dan strategi dalam menghadapi isu-isu kompleks yang dihadapi oleh negara-negara di kawasan.

Dalam konteks ini, para peserta konferensi membahas bagaimana kesepakatan tersebut dapat menjadi model bagi negara-negara lain yang terlibat dalam sengketa maritim. Diskusi ini menyoroti pentingnya kerjasama dan diplomasi dalam mencapai solusi yang berkelanjutan dan damai. Selain presentasi, konferensi ini juga menyelenggarakan diskusi panel yang membahas isu-isu terkait keamanan maritim dan kerjasama regional. Para peserta berbagi pandangan dan pengalaman mengenai tantangan bersama, seperti perubahan iklim dan eksploitasi sumber daya alam. Diskusi ini menjadi platform yang efektif untuk pertukaran ide dan strategi dalam menghadapi isu-isu kompleks yang dihadapi oleh negara-negara di kawasan.

Categories: Events, News, Prestasi