
Jakarta, Indonesia- Universitas Pertamina menyelenggarakan kuliah umum pada hari Kamis, 21 November 2024, dengan tema “Intelijen Strategis dan Hubungan Internasional”. Kuliah ini disampaikan oleh Dr. Drs. Sundawan Salya,M.Si, yang merupakan Dosen Tetap Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN). Kuliah umum ini merupakan acara rutin yang diselenggarakan oleh Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Komunikasi dan Diplomasi Universitas Pertamina. Kuliah umum kali ini berlangsung di Auditorium Gedung Griya Legita, Universitas Pertamina. Dibawah panduan Priesca Ayu sebagai Master of Ceremony (MC) dan Bapak Dr. Ian Montratama sebagai Moderator, kuliah umum ini berhasil memantik diskusi dan berbagai pertanyaan kritis peserta terhadap materi yang sedang dibawakan. Kuliah umum ini dihadiri oleh mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Pertamina dan juga peserta dari universitas lain di wilayah Jabodetabek.
Kuliah umum ini diawali dengan sambutan dari Ketua Program Studi Hubungan Internasional yaktu Bapak Iqbal Ramadhan, M.IP. yang dilanjutkan dengan sambutan oleh Wakil Dekan Fakultas Komunikasi dan Diplomasi yaitu Bapak Indra Kusumawardhana yang sekaligus membuka acara kuliah umum. Kuliah umum ini menghadirkan berbagai pemahaman mengenai isu intelijen yang dilihat dari sudut pandang Ilmu Hubungan Internasional. Pada awal materi, Bapak Sundawan Salya menjelaskan bahwa Intelijen memiliki irisan dengan studi keamanan dan studi hubungan internasional. Secara sederhana, intelijen berbicara mengenai ancaman dan keamanan. Selanjutnya, beliau memancing para mahasiswa dengan mengajukan pertanyaan mengenai “Apa sebenarnya yang dimaksud dengan intelijen dan bagaimana intelijen berjalan dalam kehidupan sehari-hari?” yang berhasil menghadirkan diskusi antara peserta dengan Bapak Sundawan Salya. Beberapa peserta kuliah umum mampu menjawab pertanyaan Bapak Sundawan Salya dengan menyebutkan bahwa intelijen merupakan sebuah aksi spy atau mata-mata. Selanjutnya, Bapak Sundawan Salya juga menjelaskan bahwa intelijen adalah sebuah kecerdasan atau aktivitas bahkan pengetahuan yang selanjutnya dirumuskan menjadi sebuah kebijakan. Tidak hanya itu, Bapak Sundawan Salya juga memberikan penjelasan bahwa intelijen strategis sebenarnya bukan seperti pandangan banyak orang yang turun di jalan, melainkan berkaitan dengan geopolitik atau geostrategis dalam isu internasional. Dalam hal ini intelijen strategis melihat kekuatan atau power yang dimiliki oleh negara lain seperti contohnya apa strategi negara kecil seperti Singapura dapat memiliki kekuatan besar.
Sesi pemaparan kemudian ditutup dengan tanggapan yang diberikan oleh Dr. Ian Montratama. Antusiasme yang tinggi para peserta ditunjukkan dari banyaknya pertanyaan kritis dan peran aktif peserta pada saat sesi diskusi. Kemudian, kegiatan ini ditutup dengan penyerahan cenderamata kepada Bapak Sundawan Salya sebagai pemateri.