
Kamis, 14 November 2024, Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Pertamina mengadakan kuliah umum dengan topik “Memahami Visi Pemerintahan Baru dalam Isu Perdagangan Global”. Kuliah umum ini menghadirkan Ibu Dyah Roro Esti, B.A., M.Sc selaku Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia sebagai narasumber.Kuliah umum ini dilaksankan secara offline dan terbuka untuk umum di Ruang Auditorium, Lantai 3 Gedung Griya Legita, Universitas Pertamina. Kuliah umum yang dilaksanakan sejak pukul 09.00-11.00 WIB ini berlangsung dengan lancar dan sukses, terbukti dengan antusias peserta di bawah panduan MC, Sindiana Lauza Nujaiba yang merupakan mahasiswi Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Pertamina. Dilanjutkan dengan sambutan oleh Ibu Dr. Dewi Hanggraeni, SE, MBA selaku Dekan Fakultas Komunikasi dan Diplomasi. Sambutan oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Rudy Sayoga Gautama, IPU selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pertamina. Kemudian, kuliah umum ini di moderatori oleh Bapak Dr. Indra Kusumawardhana, S.Hum, M. Hub. Int. selaku Wakil Dekan Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Pertamina.
Pada sesi pemaparan materi oleh Ibu Dyah Roro Esti, B.A., M.Sc terdapat beberapa poin utama yang disampaikan perihal kebijakan perdagangan Indonesia dalam mendukung visi pemerintahan di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Pertama, Ibu Roro menyampaikan bahwa Indonesia saat ini sedang berada di fase bonus demografi, ini momentum bagi Indonesia untuk mendorong produktifitas bagi kawula muda dalam kegiatan kewirausahaan karena, sektor kewirausahaan di Indonesia sangat tertinggal dibandingakan dengan beberapa negara di Kawasan Asia Tenggara namun, berdasarkan data dari beberapa lembaga survei, meskipun global entrepreneurship index Indonesia sangat tertinggal tapi, daya saing Indonesia terus mengalami peningkatan seperti dalam sustainable trade index yang menunjukkan bahwa Indonesia naik satu peringkat dibandingkan tahun 2023. World competitives ranking yang naik tujuh peringkat dibandingkan tahun 2023. World digital competitive rangking yang naik enam peringkat dibandingkan tahun 2023. Global inovation index yang naik tujuh peringkat dibandingkan tahun 2023.
Sejak Mei 2020 hingga triwulan ke-3 tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami surplus dibandingkan dengan beberapa negara maju seperti Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Amerika Serikat, dan Singapura. Surplus neraca perdagangan Indonesia didapatkan melalui kegiatan ekspor komoditas non-migas yang dalam lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan yang dibuktikan dengan terjadinya pertumbuhan sebesar 0,39% pada periode Januari-September 2024 dibandingkan dengan tahun 2023 di periode yang sama. Untuk meningkatkan sektor perdagangan di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia telah merumuskan upaya-upaya strategis, salah satunya melalui keterlibatan aktif dalam perundingan internasional dengan menargetkan beberapa prioritas perundingan secara bilateral maupun multilateral.
Berbicara tentang tantangan perdagangan, saat ini di Indonesia terdapat beberapa tantangan utama dalam perdagangan nya seperti isu lingkungan dan perubahan iklim, perkembangan geopolitik global, perubahan demografi global, disrupsi ekonomi dan keuangan digital, gangguan rantai pasok global, gejolak harga pangan dan energi, serta pergeseran status ekonomi LDC’s. Selain tantangan-tantangan tersebut, Indonesia juga memiliki peluang perdagangan melalui potensi mineral yang dimiliki, pasar dalam negeri yang relatif besar, stabilitas ekonomi dan politik, serta posisi Indonesia yang saat ini berada di fase bonus demografi.
Di akhir sesi pemaparannya, Ibu Dyah Roro Esti, B.A., M.Sc menyampaikan, melalui Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag), di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Kemendag berfokus pada tiga poin utama dalam prioritas program kerja nya yaitu, melalui pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan UMKM BISA ekspor.
